Tuesday, August 27, 2013

Kejutan Ulang Tahun Kitto

"Kitto sayaaaangggg!!"
Seruan dari ujung telpon membuat pemuda bernama panggilan Kitto otomatis mereject panggilan tersebut.
Belum ada 10 detik berlalu, sebuah telpon dari suara macho-macho cempreng memanggil lagi dengan kerasnya.
"Kangeeeenn kamu beybihhhhh!!"
Sekuat tenaga Kitto pun menekan tombol reject kembali memeluk gulingnya.
Ketenanganan yang ia inginkan betahan selama satu menit sampai sebuah nada panggil terdengar seperti dengungan combo sirine mobil pemadam kebakaran dan rombongan kambing kurban yang diseret ke pemotongan.
Tanpa melihat layar selulernya ia pun menjawab sepenuh hati,
"ANJ*NG LO BEDUA, GUE BARU TIDUR SUBUH, NYEEETTT! GARA-GARA KEJUTAN ULANG TAUN LO YANG KAMPRET ITU.. PENGEN TIDUR GUE! AWAS LO KALO..."
"Yoga..."
"Eh, Mama.. ehe-ehe-ehe..."

***

Tersebutlah Kitto, Armand, dan Alphyn. Tiga individu dengan kepribadian ajaib yang bersatu dalam sebuah nama "The STUPID Creature". Bukan bermaksud menempelkan label eksklusif karena anggota mereka yang bertahan pada angka yang sama semenjak 7 tahun pembentukannya, tapi memang belum ada orang waras yang cukup rela menempelkan identitas The STUPID creature yang konon bisa mengganggu kesehatan jasmani dan rohani.

Malang tak dapat ditolak bagi Kitto, pergantian umurnya menjadi 20, dimana seharusnya dengan langkah bangga ia meninggalkan umur belasan harus dijalani dengan berlinang air mata. Literally, Kitto aka Yoga Pramana menangis.

-

Tiada lain selain 2 siluman codot, begitu sebut Kitto, yang merupakan teman baiknya  telah menjalankan sebuah rencana brilian. Mereka membuat skenario dirampoknya kamar kost Kitto pada pukul 3 dini hari. Terlebih dahulu mereka membuat kejutan ulang tahun yang reguler dengan membawa kue ulang tahun bertuliskan "YOU'RE OLD NOW" pada tengah malam lalu mengajaknya ke restoran burger cepat saji 24 jam untuk minta ditraktir ice-cream cone. Di saat mereka bertiga pergi, teman-teman kost Kitto yang lain sudah bersiap mengacak-acak kamar Kitto dan menjadikan TKP terlihat seperti kerampokan. Si rampok menggasak laptop, hape, baju superman dan bantal kesayangan Kitto, sebuah bantal bapuk yang menyimpan memori berbagai mimpi dewasa Kitto.

"Njingg! Tugas gueee... Laporan gueee.. Gue garap dari seminggu laluuu!" Ucap Kitto yang tertunduk lemas sambil memegang kantong kentang gorengnya.
Armand melihat hal tersebut sebagai ajang unjuk kebolehannya bermain teater. Ia pernah bermain di Gedung Kesenian Jakarta, pada saat SMA. Menggantikan temannya pemeran Pohon Belimbing yang jatuh sakit karena pilek akut berkepanjangan.

"Sabar ya, To.. Mungkin ini petunjuk dari Tuhan, bahwa laporan dan tugas lo belom maksimal. Jadi dikasih kesempatan ngulang lagi.."
"Maksud lo nyeeeettt??! Dikumpulin semuanya besokkk.. Gue kapan ngulangnya?! Taun depann?!"
"Yah masih ada kesempatan kan to.. kuliah kan 7 taun"
"LO KATA??!"

Kitto kehabisan kata-kata, ia hanya terdiam... Laptop.. Kemalingan.. Biarpun ditemukan lagi, bayangan mengerjakan dari awal sudah memberikannya mimpi buruk. Namun hal paling masuk akal sekarang menurutnya adalah mengerjakannya lagi, sebisanya. Paling tidak itu rencana untuk pengumpulan tugasnya esok hari, karena alasan "Pak Laptop saya ilang" sudah pernah dipakai semester kemarin pada dosen yang sama. Yang berbeda, kali ini laptopnya benar-benar hilang.

Mata Kitto berkaca-kaca, hidungnya mulai berair. Sedikit banyak ia menolak menangisi kemalangannya. Mau ditaro dimana kemachoannya yang tahan tidak menangis ketika menonton Hatchiko, tapi nampaknya kehilangan laptop dengan isi-isinya di hari ulang tahun benar-benar membuat Kitto terguncang.

"To, lo nangis, To?" tanya Armand menyadari muka terlalu-sedih-dan-syok Kitto.
"Enggak, enggak, kelilipan gue, kamar gue banyak debunya, sinus gue kambuh." jawab kitto.
"Hacchi! Hacchi!" tambahnya pura-pura bersin.
"udah-udah, nih lo ngerjain lagi sebisanya dulu deh pake laptop gue" ujar Alphyn sambil menyerahkan sebuah laptop.
Kitto butuh tiga detik untuk menyadari laptop ditangan Alphyn adalah miliknya.
"ANAK SETANNNNN!!!!!!" serunya.
"Happy birthday, Masbrohhhh!!" seru kedua wajah didepannya sambil nyegir bahagia.

--

Sunday, August 25, 2013

Replay



Tubuhnya masih bergetar satu jam setelah layar televisi di depannya memberitakan jatuhnya pesawat yang membawa Kendra. Padahal ia masih bisa merasakan gadisnya itu memeluknya erat sebelum pergi. Ia juga masih bisa mengendus parfum Eternal Jasmine yang selalu Kendra  pakai. “Jangan lupa makan yang sehat” kalimat terakhir gadisnya sebelum pintu bandara menelannya. 

Kini semua itu terus berputar dikepalanya bercampur dengan bayangan goncangan pesawat yang pasti membuat gadisnya ketakutan luar biasa.

Jika ia tahu apa yang akan terjadi ia akan memeluk gadisnya itu lebih erat. Peduli setan, ia bahkan tak akan membiarkan gadisnya menginjakan kaki di bandara itu sekalipun!

-

“Bangun, bangun, baaaangunnn...” seru suara familiar yang sangat menganggu.
Ia membuka matanya dan melihat Kendra di depannya.
“Gak ngantor?” tanya Kendra dengan sendok kayu ditangannya.
Ini mungkin mimpi. Seperti di film-film, bukan? Pikirnya berasumsi. Ia sedang mengalami shock hebat sampai memimpikan gadisnya, membangunkannya, sebuah bayangan tentang versi kehidupan yang ia inginkan selama ini. Baiklah, ia akan memainkan perannya di mimpi ini.
“Umh, iya ngantor... Kamu juga ngantor?”  
“Iya laaahh, ngapain bangun pagi-pagi kalo gak ngantor. Aku udah nyiapin sarapan ama bekal lho. Baby kailan lagi gak apa ya? Masih banyak, takut jadi jelek kalo gak di habisin”
Ia mengangguk sambil tersenyum. Ini mimpi terbaik yang ia miliki. dan ia harap tak akan pernah bangun lagi.

-

“Bangun, bangun, baaaangunnn...” seru suara familiar yang sudah lagi tidak menganggu.
“Iya, iya, aku ngantoooorr...”
“Hehehe, gitu dooong...”
“Abis masak baby kailan lagi?”
“Kok tau?”
“Nebak aja”  

-

“Bangun, bangun, baaaangunnn...” seru suara familiar yang tidak bosan menganggunya.
 Jika boleh jujur ia pun tidak bosan. Terserah pagi seperti ini mau berulang berapa kali. Terima kasih, Tuhan! Batinnya berseru setiap pagi.
“Udah banguuunnn, udah banguuunnn... ” Jawabnya antusias.
“Hore!”
“Hore makan baby kailan!!”
“Lho kok tau? Kemaren buka-buka kulkas ya? Maap belinya kebanyakan”
“Gak apa kok...”

-

Maka ia pun menjalani mimpinya dengan sepenuh hati, tidak seberkas rasa jenuh pun menghampirinya. Hidup macam apa lagi yang bisa ia inginkan jika bukan seperti ini. Rangkaian harinya dibuka dengan gadisnya, yang sudah menjadi teman hidupnya, membangunkannya, memasakan sarapan dan bekal yang tidak proporsional karena sepertiganya berisi porsi sayuran. Lalu ia akan pergi untuk menghadapi meeting yang tidak pernah ia mengerti, untuk kembali pulang dan berhadapan dengan cheesecake lemon yang dimakan harus dengan saus coklat karena terlalu asam. Hidup, atau mimpi, ini indah. Sekali lagi, Terima Kasih, Tuhan!

-

Pagi-pagi dan hari-hari berikutnya masih berulang layaknya sebuah video dengan tombol replay yang akan teraktivasi otomatis setelah detik terakhir. Namun, sebuah anomali terjadi saat Kendra menanyakan,
“Kamu gak pernah merasa jenuh?”
Ia terdiam mendengar perkataan itu.  Pertanyaan ini tidak ada di hari-hari sebelumnya. Ia hafal benar setiap detik yang terjadi, dan saat ini, saat gadisnya sedang menyuap sepotong cheesecake, kalimat yang akan ia katakan seharusnya “Aseeeemm... pake coklat aja ya makannya.”
“Hey, kamu gak dengar pertanyaanku?”
“Denger. Ehm, jenuh, enggak, kan ada cheesecake.”
“Gak nyambung. Besok pergi yuk, ke Bali.”
“Hah, besok? Emang gak ngantor?”
“We have to make the best, as if it’s our last.” Jawab gadisnya antusias.

-

Tubuhnya bergetar hebat saat melihat  tatapan kosong Harvey. Dengan pelan ia mengarahkan kursi rodanya mendekat.  Menggenggam tangan pria yang ia peluk sebelum pesawat sial itu jatuh dan membuatnya lumpuh.
“Aku pulang, sayang.” Bisiknya pelan.