Ding! Layar
seluler Agra menunjukan masuknya pesan baru dari Reika.
Boook, abangnya ganteng!!
Boook, abangnya ganteng!!
Dahinya segera
menggerenyit
-
“Ya ampun, udah kubilang itu message buat Ana. Kita lagi ngomongin Big
Hero Six. Yang ganteng itu Tadashi. Abangnya Hiro. Tokoh utama di film itu!!!”
Entah sudah
berapa kali Agra mendengar penjelasan Reika bahwa pesan yang diterimanya minggu lalu
hanyalah sekedar pesan nyasar. Namun sesuatu masih mengganjal pikirnya.
“Guanteng bianget?”
Agra akhirnya angkat bicara
“Yes!” Jawab
Reika tanpa jeda
“Mungkin… Masalahnya di situ.” Agra menyambut jawaban Reika dengan ragu.
Wajah gadis segera berubah kebingungan. Hanya sebuah “Ehh?” yang keluar
menanggapi kalimat terakhir Agra.
Sepertinya Agra pun tahu pikiran
tersebut sedikit agak
nyerempet tidak masuk akal. Buah pikirnya yang terlalu aneh ini juga terlalu
mengganjal.
“Ok, mungkin ini kedengeran aneh. Tapi dengar dulu. Semenjak kamu liat si Tadashi-Tadashi itu kamu ngerubah tumbs picture di aplikasi
chat mu, posting entah berapa foto yang kamu screen capture dari film, bahkan
gambar kita di hapemu udah diganti ama gambar Tadashi. I’m… worried.”
Agra tersenyum kecut saat melihat Reika malah tersenyum
lebar mendengar pengakuannya. Perlu keberanian setingkat gatot kaca untuk mengeluarkan pikiran teraneh yang pernah dimilikinya.
“Jangan nyegir lebar-lebar deh! Jelek tau!” Protes Agra
“Kamu jealous yaaa?” Goda Reika.
Agra hanya memalingkan wajahnya. Bullseye. Dia memang cemburu. Pada sebuah
tokoh imajiner 3D dari film kartun anak-anak. Tapi, iya, dia cemburu.
-
Dalam pikirnya, Agra punya alasan kuat untuk cemburu, bahkan mungkin merasa
terancam dengan mabuknya Reika pada Tadashi Hamada. Tadashi Hamada yang adalah
seorang ilmuan jenius. Tadashi Hamada tokoh lovable ke-kakak-an. Tadashi Hamada
yang menciptakan robot yang bisa berguna bagi perawatan kesehatan di masa
depan. Tadashi Hamada yang bahkan jauh lebih tampan dari dua pangeran di fim
Frozen. Tadashi Hamada yang imajiner.
Poin terakhir membuat Agra ingin
meninju tembok terdekat. Ayolah, dia imajiner!, logikanya berontak.
Namun, Agra mampu bersumpah
bahwa dia tidak berpikir terlalu aneh. Ini semua salah Oga Tatsumi.
-
“Gue mirip siapa?” Tanya Agra
saat Reika, gadis yang dikenalnya minggu lalu mengatakan ia mirip seseorang
dengan nama asing.
Agra mencoba menahan senyumnya. Mungkin ia mirip artis idola yang sedang
digandrungi sekarang.
“Ini!” Reika menunjukan sebuah gambar di selulernya.
Gambar kartun.
“Heeeee? Mirip apanya?”
“Mirip tau! Gue pertama ketemu
lo pas lo lagi megang ponakan lo gitu. Tapi muka lo jutek gila! Dingin-dingin
cool. Kayak si Oga dan bayi ini…”
Agra mencoba mengingat-ingat
momen itu. Ia bertemu Reika dipernikahan sepupunya. Ia lelah, karena malam sebelumnya
baru saja menyelesaikan rapat proyek sampai dini hari. Walaupun iya tidak bisa
mengingat apakah wajahnya saat itu jutek, yang jelas ia kurang tidur, dan lebih
memilih untuk menjaga keponakannya, Miki. Namun lelahnya terangkat ketika ia
melihat seorang gadis terkesima menatapnya. Gadis yang menarik, pikir Agra saat
itu. Dan atas dasar syaraf-syaraf kepala yang lemah karena kurang beristirahat,
Ia melakukan sebuah hal yang tak pernah ia coba sebelumnya. He made a move.
-
Reika masih saja tak percaya
Agra sebegitu terganggunya dengan keberadaan Tadashi Hamada. Walaupun akhirnya
Agra memberikan jawaban yang cukup logis di sebuah pesan singkat yang
diterimanya sore ini.
You like me because I look like that guy with a baby cartoon. Dan dengan sebegitu gilanya kamu dengan Tadashi sekarang, mungkin aja kan alam bawah sadar kamu mencari sosok kayak dia.
You like me because I look like that guy with a baby cartoon. Dan dengan sebegitu gilanya kamu dengan Tadashi sekarang, mungkin aja kan alam bawah sadar kamu mencari sosok kayak dia.
“I’m not that weird!” Reika
mendengus saat membaca text itu.
“Order up for Reka.”
“Ya, saya!” Jawab Reika. Pasti
nama gue ditulis salah lagi deh, pikirnya.
Reika meraih order di counter
dan segera menancapkan sedotan saat suara di belakangnya memanggil
“Mbak, maaf, kayaknya
itu Frappe saya.”
Reika menoleh dan seorang laki-laki muda dengan
baseball cap berwajah familiar memandangnya dengan wajah bingung.
“Order up for Reika” Seru si
barista.
“Oh my God!” Reika memekik.
-
Reika Andari: Sekali maaf ya buat yang tadi :(
Reka Yamada: Gapapa sih. It’s
not everyday I get an order exchange, and number exchange afterwards X). It was nice talking to you.
Reika Andari: Hahaha. Same here.
Btw, lo mirip siapa ya?
Reka Yamada: Siapa hayoooo?
Reika Andari: Ok this might sounds
crazy, tapi lo mirip Tadashi Hamada. Tokoh di film Big Hero Six
Reka Yamada: Because i’m half
Japanese? That’s so un-cool!
Reika Andari: Nooo.. Ya ampun, enggak!!
Reka Yamada: Hahaha. Got you!
Reika Andari: Gak lucu X(
Reka Yamada: Bercanda2. I know that movie.
Bahkan relatable banget ama gue itu film
Reika Andari: Oh ya?
Reka Yamada: Iya, I’m a PhD
student in Robotic Engineering
-
No comments:
Post a Comment